Oleh : Drs. Achmad Zulkarnain
Dzulkarnain berkata : “Apa yang telah dikuasakan oleh Rabbku
kepadaku terhadapnya adalah lebih baik. Maka tolonglah aku dengan
kekuatan (manusia dan alat-alat), agar aku membuatkan tembok antara
kalian dan mereka.” (QS. Al Kahfi (18) : 95).
Info Perkembangan Kota Surabaya / Kajian Islam/ Artikel. Kisah Dzulkarnain
berangkat dari salah satu dari tiga perkara yang diangkat kaum
Quraisy melalui utusannya yaitu Nadhir bin Harits dan Uqbah bin Abi
Muayyath kepada Nabi Muhammad SAW. Perkara yang diajukan adalah
tentang seorang laki-laki yang selalu berkelana hingga mencapai
ujung timur dan barat bumi, bagaimana beritanya ?.
Kemudian Malaikat Jibril
datang membawa Surah Al Kahfi yang berisi jawaban atas pertanyaan
diatas, yaitu tentang kisah Dzulkarnain.” Mereka bertanya
kepadamu (Muhammad) tentang Dzulkarnain. Katakanlah, ‘Aku akan
bacakan kepada kalian ceritera tentangnya.’ (QS. Al Kahfi (18) :
83)
Tabir rahasia menyangkut
kisah Dzulkarnain, tentang perjalanannya, tentang tembok yang
dibangun, dan sosok Dzulkarnain dalam kesejarahan cina menjadikan
keajaiban Al Qur’an tidak akan pernah ada habis-habisnya.
Sosok Dzulkarnain
Pertama-tama yang perlu
dipahami adalah Dzulkarnain yang dikisahkan dalam Al Kahfi berbeda
dari sosok pribadi, seperti : Iskandar Maqduni, atau Iskandar Agung,
atau Alexander The Great. Sebab sosok pribadi Iskandar Maqduni atau
Iskandar Agung, atau Alexander seorang penyembah berhala (musyrik)
dan perjalanan yang berhasil dia tempuh sebagai titik akhir adalah
Punjab (benua Asia), jadi belum pernah memasuki wilayah Cina. Adapun
Dzulkarnain seorang pribadi yang mukmin, yang beriman kepada Allah
SWT. Sedang perjalanan Dzulkarnain mencapai “tempat
terbit matahari”, dan dilanjutkan sampai ke negeri Cina.
Menurut beberapa
literature diduga ada pola kemiripan antara Dzulkarnain dengan Raja
Akhnaton (1372 SM s.d. 1354 SM), putra dari Fir’aun Amnihotib III
yang tenggelam di laut merah, ketika mengejar Nabi Musa. Adapun
Penguasa Mesir atau Fir’aun Amnihotib II adalah Fir’aun Mesir
saat Nabi Musa dilahirkan, sebagaimana yang digambarkan Al Qur’an
sebagai orang dzalim dimuka bumi, tidak lain adalah bapak dari
Fir’aun Amnihotib III.
Al Qur’an surah Al
Mu’min mengisahkan adanya “laki-laki beriman”, seperti :
“Bagaimana kalian membunuh seorang laki-laki yang mengatakan,
‘Rabbku Allah ………’ “ (QS. Al Mu’min (40) : 28).
Laki-laki tersebut tidak lain adalah seorang beriman dari keluarga
Fir’aun yang menyembunyikan keimanannya. “ Maka Allah
memeliharanya dari kejahatan tipu daya mereka, dan Fir’aun beserta
kaumnya dikepung oleh azab yang amat buruk. “ (QS. Al Mu’min (40)
: 45).
Diduga kuat bahwa yang
dimaksud Dzulkarnain tidak lain adalah Akhnaton (Aminihotib IV),
putra Raja Fir’aun Amnihotib III. Dia-lah laki-laki satu-satunya
yang disebut sejarah Mesir sebagai orang yang beriman kepada Tuhan
Yang Maha Esa. Setelah berkuasa di Mesir menggantikan ayahnya Raja
Fir’aun Amnihotib III, Dialah yang menolak keyakinan nenek
moyangnya dan mengajak kaumnya menyembah Allah Yang Maha Esa, yang
berakhir dengan munculnya perlawanan sengit dari para dukun sehingga
dia keluar untuk mencari tempat terbit matahari.
Akhnaton bukan sekedar
laki-laki beriman, melainkan juga seorang Rasul Allah. Sebab tidak
ada alasan bagi orang biasa melakukan perlawanan seperti yang
dilakukan Akhnaton dan berani membuka agama tauhidnya ditengah-tengah
kekufuran, permusuhan, dan kedzaliman kecuali jika dia seorang nabi
dan rasul yang diutus oleh Allah.
Bertemu Bangsa Cina
Dzulkarnain melakukan
perjalanan hingga sampai ke negeri antara dua bukit, yaitu Cina.
Diperkirakan pada tahun 1330 SM, kala itu cina diperintah oleh
Dinasti Chang (1330 – 1150 SM). Pada masa itu pula, di Propinsi
Henan, kota Zhengzhou, Dzulkarnain diminta bangsa cina untuk
membangun tembok pertahanan, sebagai tembok perlindungan dari
serangan bangsa Ya’juj dan Ma’juj.
“ Mereka berkata, “
Hai Dzulkarnain, sesungguhnya Ya’juj dan Ma’juj (atau penduduk
benua Asia dan penduduk benua kuda) itu orang-orang yang membuat
kerusakan di muka bumi. Maka dapatkah kami memberikan sesuatu
pembayaran kepadamu, supaya kamu membuat dinding antara kami dan
mereka? “ (QS. Al Kahfi (18) : 94).
“Maka mereka (Ya’juj
dan Ma’juj) tidak akan pernah bisa mendakinya dan tidak bisa pula
melubanginya.” (QS. Al Kahfi (18) : 97).
“ Hingga apabila
dibukakan (tembok) bangsa Ya’juj dan Ma’juj (atau penduduk benua
Asia dan penduduk benua kuda), dan mereka turun dengan cepat dari
seluruh tempat yang tinggi. (QS Al Anbiya’ 21 : 96) “
Sebagaimana diketahui
bahwa Cina adalah negeri yang lekat dengan kekayaan, sumber daya
alam, dan sumber daya manusia. Negeri ini juga memiliki banyak pantai
yang mendatangkan hasil laut. Keadaan inilah yang menjadikan mereka
membutuhkan perangkat dan kekuatan perang untuk melindungi diri dari
serangan musuh.
Kekayaan alam dan sumber
daya manusia bangsa cina membuat negeri tetangga iri, seperti halnya
Mongolia, ingin menguasai sumber-sumber penghidupan di Cina.
Dalam sejarah disebutkan
bahwa Mongolia, sebagai bagian dari benua kuda terbesar dan bangsa
Ma’juj terbesar senantiasa menjadi pemicu perang dan permusuhan
dengan cina, tetangganya. Tercatat Jenghis Khan, Pemimpin Mongolia
yang cinta perang, beserta keturunannya telah mengukir sejarah dengan
“pembantaian terbesar pada ummat manusia”. Kekejaman yang
dilakukannya dirasakan paling hebat oleh bangsa Cina dan bangsa
Rusia, karena jutaan rakyat kedua negeri itu menjadi korban
pembantaian Mongolia kurun waktu dua (2) abad, disamping harta
kekayaannya mereka dirampas.
Mengenai kejahatan yang
ditimbulkan bangsa Ya’juj dan Ma’juj. Rasulullah SAW
bersabda : “Kalian mengatakan, kalian tidak punya musuh. Kalian
tetap akan melawan musuh kalian sehingga keluar Ya’juj dan Ma’juj
yang bermuka lebar, bermata sipit, bersosok (atau berkulit kuning)
akan turun dari setiap bebukitan, seakan wajah mereka rata bagai
permukaan palu.” (HR. Imam Ahmad yang bersumber dari
Muhammad bin Basyar, dari Ibnu Harmalah, dari bibinya).
Di dalam hadits lain,
Rasulullah SAW bersabda, seputar Ya’juj dan Ma’juj, kepada
istrinya, Ummul Mu’minin Zainab bint Jahsy, sebangun dari tidurnya,
sedangkan mukanya memerah : “Tiada Illah selain Allah. Celaka
orang-orang Arab akibat kejahatan yang kian dekat. Tembok pemisah
(perlindungan dari) telah terbuka, seperti ini, “Beliau sambil
melingkarkan ibu jari dan telunjuknya. Zainab berkata, “Kataku,
wahai Rasulullah, apakah kita akan binasa sedang ditengah-tengah kita
terdapat orang-orang saleh?”. Beliau menjawab, Ya, jika kejahatan
merajalela.” (Diriwayatkan oleh Bukhari dari Yahya bin
Bakir, dari Al Laits, dari Uqail, dari Ibnu Syihab, dari Urwah bin
Zubair bahwa anak Perempuan Abi Salamah meriwayatkannya dari Umm
Habibah bint Abi Sufyan dari Zainab bint Jahsy.)
Kebenaran Al Qur’an
Kisah Dzulkarnain dan
Ya’juj Ma’juj menjadi perhatian Nabi Muhammad SAW karena Al
Qur’an sendiri telah membahasnya, ada beberapa hal yang menjadi
catatan atas kisah ini :
1. Dzulkarnain yang
dikisahkan Al Qur’an adalah seorang rasul yang diutus Allah SWT.
untuk bangsa cina, sebagaimana disebutkan “orang (laki-laki) yang
beriman” dalam QS Ghaafir (40) : 23-46.
2. Dari segi bahasa.
Ternyata Al Qur’an menyebutkan Ya’juj dan Ma’juj dari bahasa
aslinya yaitu bahasa cina, Ya’juj (Ya’ berarti Asia dan
Jou berarti Benua) dan Ma’juj (Ma’ berarti Kuda dan
Jou berarti Benua), sedangkan Al Qur’an diturunkan dalam
bahasa arab yang nyata dan di zaman Rasulullah SAW. , bahasa cina
tidak diketahui dan tidak dikenal oleh orang-orang arab.
3. Tembok cina yang
dibangun Dzulkarnain merupakan bukti keagungan dan kebenaran Al
Qur’an, karena Al Qur’an menjelaskan tujuan pembangunan tembok
tersebut sebagaimana permintaan orang-orang cina. Oleh karenanya Al
Qur’an menyebutkan tembok pertahanan (Ar-Radm). Tembok cina kini
telah berusia 3330 tahun. (QS. Al Kahfi (18) : 94).
4. Zubar al-hadid atau
campuran besi, itulah sebutan dalam Al Qur’an. Unsur besi dalam
struktur bangunan tembok pertahanan. Orang-orang cina pada masa
Dinasti Chang belum mampu membangun tembok pertahanan yang kuat.
Sedangkan Dzulkarnain saat itu sudah memiliki pengetahuan yang cukup
dibidang ilmu kimia dan teknologi pembuatan bahan baku tembok
Dzulkarnain, unsure kimia tanah ringan, seperti : magnesium (Mg),
Kalsium (Ca), Stronium (Sr), Barium (Ba), Radium (Ra), Beryllium
(Be), dan unsur kimia Besi (Ferrum = Fe), unsur-unsur ini yang
dipakai untuk proses persenyawaan kimiawi bahan baku pembuatan tembok
pertahanan.
5. Fenomena kerusakan.
Sejarah tentang kekejaman yang dilakukan oleh bangsa Ya’juj dan
Ma’juj telah diungkap dalam Al Qur’an, sejarah telah mencatat
kekejian dan pembantaian yang dilakukan bangsa Mongolia. Dimasa
sekarang dan mendatang kita masih dihadapkan pada fenomena kekuatan
dan ancaman Ya’juj dan Ma’juj, seperti : munculnya Asianisme yang
Mematikan (The Dangerous Rise of Asianism), setidaknya telah nampak
tanda-tanda bahwa Ya’juj dan Ma’juj telah “Menggeliat” dan
bias jadi telah “terjaga”.
Bagaimana pun, kebenaran
kisah Dzulkarnain yang diceriterakan Al Qur’an, dan Sebutan Ya’juj
dan Ma’juj yang dituturkan sebagaimana bahasa aslinya, bahasa
Cina, hal ini menunjukkan betapa salah satu Mu’zijat Al Qur’an
berlaku dari ribuan tahun lalu hingga sekarang, bahkan dimasa
mendatang.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar